VIRAL Twit Boris Johnson Ucapkan Selamat kepada Joe Biden, Ketahuan Samarkan Nama Trump di Tulisan

Twit Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mendadak viral. Cuitan menyampaikan ucapan selamat kepada presiden dan wakil presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden dan Kamala Harris. Pesan itu diunggah di Twitter @BorisJohnson berupa gambar, beberapa jam setelah berbagai saluran TV AS memproyeksikan kemenangan Biden.

Namun, ada kejanggalan pada tulisan dalam gambar tersebut. Twit itu bertuliskan sebagai berikut. Selamat kepada Joe Biden atas terpilihnya sebagai Presiden Amerika Serikat dan Kamala Harris pada pencapaiannya yang bersejarah.

Amerika Serikat adalah sekutu terpenting kami dan saya berharap dapat bekerja sama dengan erat dalam prioritas bersama kita, dari perubahan iklim hingga perdagangan dan keamanan . Perdana Menteri Boris Johnson ," unggah Twitter @BorisJohnson, Minggu (8/11/2020). Unggahan berlatar belakang hitam dengan tulisan putih itu tampak tak ada apa apa.

Namun, terdapat tulisan kecil yang terlihat disamarkan di atas kata 'Biden'. Dilansir , jika layar dipercerah, pesan 'tersembunyi' tampak samar di latar belakang. Di atas kata 'Joe Biden on', bayangan kata 'Trump' samar samar terlihat.

Ada pula tulisan samar lain yang ditemukan. Pada pesan utama berbunyi "AS adalah sekutu terpenting kami dan saya berharap dapat bekerja sama dengan erat." Selanjutnya, tampak kalimat samar bertuliskan "second term" (masa jabatan kedua).

Dan di bawah kata "shared priorities" (prioritas bersama), ada frasa "on the future of this" (di masa depan ini). Pesan tersembunyi itu pertama kali dilaporkan oleh blog Guido Fawkes. Diduga, ucapan tersebut awalnya ditujukan untuk Donald Trump.

Namun ternyata, Joe Biden lah yang memenangkan Pilpres AS. Nampaknya, Johnson lebih memilih mengubah gambar ucapan aslinya daripada harus membuat yang baru. Apalagi, pesan aslinya tidak dihapus sepenuhnya.

Pesan tersebut menunjukkan seolah PM Inggris tidak yakin benar tentang siapa kandidat yang akan menang. Padahal saat itu, Biden telah memenangkan negara negara bagian utama. Tim kampanye Trump pun kala itu juga sudah panik dan memperingatkan adanya gugatan terhadap hasil suara Pilpres.

Hal tersebut nampaknya akan menciptakan lebih banyak ketegangan antara pemerintah Inggris dan pemerintahan Biden mendatang. Pemerintah Inggris pun memberikan komentarnya mengenai gambar ucapan yang viral itu. "Seperti yang Anda perkirakan, dua pernyataan telah disiapkan sebelumnya untuk hasil pemilihan ini."

Nampaknya ada kesalahan teknis, bahwa bagian dari pesan alternatif disematkan di latar belakang grafis," ujar seorang juru bicara pemerintah Inggris. Pengungkapan itu muncul di tengah hubungan Biden dan Johnson yang sudah bermasalah. Biden pernah menyebut Johnson sebagai "tiruan Donald Trump, baik dari segi fisik maupun emosional."

Bahkan, sebelum pesan tersembunyi itu terungkap, Tommy Vietor, mantan penulis pidato Obama sekaligus tim kampanye Biden, bereaksi terhadap ucapan selamat dari Johnson dengan 'jijik'. "Kami tidak akan pernah melupakan komentar rasis Anda tentang Obama dan pengabdian yang berlebihan kepada Trump," kata Vietor. Bahkan, setelah proyeksi kemenangan Biden diumumkan pada Sabtu (7/11/2020) sore waktu setempat, pemerintah Inggris masih bungkam.

Pada Minggu (8/11/2020) pagi waktu setempat, Menteri Luar Negeri, Dominic Raab, menolak untuk menyetujui pernyataan "setiap suara harus dihitung dalam pemilihan demokratis." "Apa yang sebenarnya Anda coba lakukan adalah menyeret saya ke dalam tuntutan hukum, tentang apakah semua suara telah dihitung dengan benar atau tidak," ucap Raab kepada Sophy Ridge dari Sky News. Ridge mencatat, bukan hanya Raab yang menghindari pertanyaan.

Juru bicara PM Inggris sendiri telah memberikan jawaban yang sama dan mengelak dalam membahas hasil Pilpres AS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *