4 Faktor yang Jadi Tantangan Demokrasi Di Indonesia

Setiap kali menjelang pemilu, kegiatan money politic seperti serangan fajar menjadi tantangan serius bagi demokrasi di Indonesia. Namun, sebenarnya bukan hanya money politic yang dapat mencederai demokrasi di negara ini. Masih ada faktor lain yang tak boleh diabaikan karena bisa mengancam demokrasi. Mulai dari ujaran kebencian dan hoax, pelanggaran HAM, hingga isu SARA.

Pengertian Demokrasi

Indonesia merupakan satu dari banyaknya negara yang menganut sistem demokrasi. Dilansir pada laman Gramedia, demokrasi berarti pemerintah memberikan kebebasan bagi warga negaranya untuk menyuarakan pendapat dalam pengambilan keputusan di pemerintahan. Sementara menurut John L Esposito, demokrasi berarti masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam mengontrol kebijakan pemerintah.

Dalam prakteknya, penegakan demokrasi tidaklah semulus yang dibayangkan.  Ada berbagai faktor yang mengancam demokrasi itu sendiri. Bila tidak diatasi dengan benar, demokrasi akan sulit ditegakkan.

Hal-Hal yang Mengancam Demokrasi

Dilansir pada laman Kumparan, sejumlah faktor menjadi tantangan demokrasi di Indonesia. Bila dibiarkan, tantangan ini dapat mengancam keutuhan negara. Salah satunya adalah penyalahgunaan kebebasan berpendapat. Selain itu, faktor-faktor berikut juga mengancam tegaknya demokrasi di negara ini.

1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Pelanggaran HAM bukanlah masalah sepele. Kasus ini masih sering terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Meskipun hukum telah ditegakkan, tapi kasus pelanggaran HAM masih begitu marak di kalangan masyarakat. Contoh yang paling banyak dari kasus ini adalah pembunuhan dan pelarangan golongan tertentu untuk beraktivitas.

Tak hanya itu, kasus perkosaan, penganiayaan suatu kelompok tertentu, hingga penyiksaan yang termasuk ke dalam pelanggaran HAM berat pun masih kerap ditemui. Begitupun dengan pelanggaran HAM ringan seperti pencemaran lingkungan, bullying, mengabaikan penyandang disabilitas, pencemaran nama baik, hingga mengucapkan kata-kata kasar kepada seseorang.

2. Ujaran Kebencian dan Hoax

Ujaran kebencian dan hoax juga menjadi tantangan tersendiri bagi demokrasi di Indonesia, seperti yang dilansir pada laman Bawaslu. Menjelang pemilu, ujaran kebencian dan hoax makin marak dijumpai. Menjelang pemilu seperti sekarang, ujaran kebencian bisa berupa seseorang atau kelompok yang menjelekkan pasangan tertentu agar kehilangan suara.

Ujaran kebencian dan berita hoax yang marak di internet seolah mengadu domba masyarakat. Akibatnya, masyarakat terbagi ke dalam dua kubu yang dapat menimbulkan ketidakharmonisan.

3. Isu SARA

Indonesia yang majemuk rawan mengalami konflik SARA. Perbedaan pandangan bisa menimbulkan konflik besar yang mengancam keharmonisan negara Indonesia. Isu SARA ini menjadi tantangan yang serius dalam menjaga demokrasi terutama saat menjelang pemilu.

Sejarah mencatat ada sejumlah konflik SARA yang pernah terjadi di Indonesia seperti dilansir pada laman Okezone, salah satunya konflik agama di Ambon yang terjadi pada tahun 1999. Tak hanya itu, tragedi Sampit antara suku Dayak dan Madura juga merupakan konflik yang serius.

4. Tantangan Institusional

Tantangan demokrasi ternyata juga muncul dari institusional. Contoh nyata dari tantangan institusional adalah penegakan hukum yang masih lemah, sehingga tidak menimbulkan efek jera pada pelaku kejahatan. Bahkan, pelaku tidak segan mengulangi tindakannya karena hukuman yang belum kuat.

Tak hanya itu, adanya politik dinasti juga turut mempengaruhi demokrasi di Indonesia. Alih-alih mengutamakan kepentingan rakyat, politik dinasti biasanya mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Empat tantangan demokrasi di atas tentunya tidak bisa dianggap sepele, karena dapat mengancam keutuhan bangsa. Terlebih lagi menjelang pemilu 2024 mendatang. Untuk memperluas wawasan tentang politik dan antikorupsi kamu bisa mengakses informasi lengkapnya di situs resmi ACLC KPK.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *